Masyarakat di Desa Tanjung Putus sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan lulusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA). Bahkan beberapa masyarakat juga masih ada yang mengalami buta huruf. Namun, tidak sedikit juga masyarakat yang merupakan lulusan
perguruan tinggi (PT).
Untuk saat ini, sistem pengetahuan masyarakat sudah mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat di dukung dengan banyaknya pemudan dan pemudi desa yang berhasil melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Bahkan tidak sedikit
yang melanjutkan pendidikan ke luar provinsi.
Secara akademis mengenai sekolah yang mumpuni dalam hal pembekalan pendidikan sudah ada di Desa Tanjung Putus, namun hanya tersedia di beberapa dusun terdekat seperti Dusun Karang Sari, Dusun Bangunan, Dusun Tani, Dusun Bukit Barat, dan Dusun Perumnas, sehingga masyarakat yang berasal dari dusun lain harus bersekolah diluar desa dan beberapa diantaranya melaju ke beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Padang Tualang. Selanjutnya, mengenai nilai
sosial yang ada di Desa Tanjung Putus, masyarakat memiliki nilai sosial berdasarkan suri tauladan dari orang tua untuk menghadapi berbagai sikap dan persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar. Nilai sosial ini sangat disayangkan tidak ada dalam bentuk dokumen, sehingga hanya secara lisan berupa falsafah.
Salah satu contoh nilai sosial yang dulunya dipercayai masyarakat di Desa Tanjung Putus khususnya masyarakat suku jawa yaitu saat ada seorang ibu yang sedang hamil, apabila sudah memasuki waktu malam dan ingin pergi ke toilet harus membawa api asli, seperti obor dari bamboo atau lentera. Kemudian, saat pukul 17.00 WIB atau ketika waktu sore menjelang
maghrib harus sudah ada di rumah.
Begitupun ketika seorang laki-laki yang akan menjadi ayah tidak diperbolehkan memotong ayam ataupun memancing selama istrinya mengandung, jika semua ini dilakukan maka kemungkinan ketika istrinya melahirkan anaknya akan cacat atau mengalami
kelainan