Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa masyarakat Desa Tanjung Putus memahami tentang ruang dan bilangan dalam kehidupan sehari-hari dengan melihat pengembangan matematika yang mencakup aktivitas membilang, mengukur, menentukan lokasi, merancang bangunan, bermain, dan lain sebagainya. Misalnya dalam aktivitas membilang terlihat 8saat pengucapan doa pada acara tahlil sebanyak 1000 kali sebagai bentuk abstraksi dari perkawanan satu-satu yang akhirnya menjadi bilangan yang digunakan untuk keperluan praktis.
Selanjutnya berkaitan dengan bangun ruang, dan bangun datar, kegiatan ini berhubungan dengan semua benda benda berbentuk bangun datar, dan bangun ruang. Misalnya rumah tinggal, perdagangan, perhiasan, peralatan peperangan, permainan, dan tujuan keagamaan. Nilai matematika dari kegiatan ini berkaitan erat dengan dimensi.
Namun, secara umum masyarakat Desa Tanjung Putus sudah tidak menggunakan istilah tradisional dalam penyebutannya. Bahkan sangat disayangkan karena mayoritas penduduk bahkan sudah tidak mengetahui lagi sejarah mengenai bangun ruang dan bilangan tradisional yang dahulu pernah ada. Hal ini karena tidak dituliskan dalam bentuk dokumen, melainkan hanya falsafah para tetua Desa Tanjung Putus yang sudah lama wafat.